Punya skutik dengan tampilan standar kadang membosankan.Agar tampil lebih menyenangkan, aAda beberapa cara, salah satunya, mengganti knalpot sewarna body. Biasanya, saluran buang  ini tersedia cuma dua warna, hitam atau krom. Nah, kini ada knalpot warna-warni buatan lokal merek Kaneyama. Pilihan yang tersedia, standar dan racing. Leher
dibuat dari stainless tahan karat. Cocok untukYamaha Mio, Honda BeAT dan Vario 125. Warna pilihan, oranye, biru, merah, kuning, ungu dan dua warna standar (hitam dan krom).

Harga, mulai dari Rp 375.000 sampai Rp 550.000 per unit, "plug & play". Bila tertarik, hubungi Inti Jaya Motor di Jalan Kebon Jeruk 5 No. 260A Jakarta Barat,  telepon 08129529693.


JAKARTA, KOMPAS.com — Kebijakan fiskal yang dikeluarkan pemerintah selama ini dinilai cukup ampuh untuk menangkis dampak kondisi ekonomi global.

Menurut profesor ilmu ekonomi dari Amerika Serikat, Nouriel Rubini, kondisi ekonomi Indonesia cukup stabil dibanding negara-negara emerging market lainnya, seperti Brasil dan India.

Meski begitu, menurut Roubini, ketatnya kebijakan fiskal dan moneter yang selama ini dilakukan pemerintah tetap perlu diteruskan. Sebab, masalah utama yang dihadapi Indonesia belum juga berakhir, yaitu current
account deficits atau defisit neraca transaksi berjalan.

Asal Anda tahu, Nouriel merupakan ekonom yang mampu meramal dengan tepat krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008.

Selain harus menjaga kebijakan fiskal dan moneter ketat atau tightening, pemerintah juga harus meningkatkan investasi yang masuk. Terutama untuk foreign direct investment, pemerintah harus menggenjot lebih kuat. “Kebijakan investasi memang sudah cukup terbuka, tetapi perlu ditingkatkan,” ujar Nouriel.

Meskipun harus dengan kebijakan fiskal yang ketat, Roubini menilai pemerintah juga harus tetap menjaga belanja sosial. Tujuannya, agar pelayanan terhadap masyarakat semakin baik dan daya beli masyarakat tetap dijaga. Bukan hanya belanja sosial, Nouriel juga menilai belanja modal atau investment spending pemerintah harus tetap dijaga.


Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi harus tetap dijaga supaya upaya menekan current account deficits tidak berdampak terhadap masyarakat.

Jika hal ini dilakukan, Indonesia akan lebih siap lagi menghadapi ketidakpastian ekonomi pada masa yang akan datang. Alasannya, semua hal itu merupakan masalah struktural yang dihadapi Indonesia.

Untuk meraih pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, Indonesia juga harus memperbaiki infrastruktur, seperti telekomunikasi dan energi.

Investasi swasta juga harus didorong agar dapat mencapai pertumbuhan sebesar 7 persen. Masalah korupsi juga menjadi salah satu perhatian Roubini. Menurutnya, demo buruh, korupsi, dan birokrasi merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia. (Asep Munazat Zatnika)
JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia terancam diserbu insinyur impor atau asing pada tahun 2015, bertepatan dengan mulai diberlakukannya liberalisasi pasar ASEAN. Hal ini disebabkan jumlah insinyur Indonesia masih sangat kurang dibandingkan negara lain di kawasan Asia.
"Ini ancaman nyata. Indonesia bakal diserbu insinyur impor atau asing bila tidak segera melakukan terobosan radikal. Faktanya, kita hanya punya 164 orang insinyur per 1 juta penduduk. Idealnya, harusnya 400 orang
insinyur per 1 juta penduduk," kata Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bobby Gafur Umar kepada pers di Jakarta, Senin (11/11/2013).

Ditemui di sela Konferensi Federasi Organisasi Insinyur Se-ASEAN ke-31 (Conference of ASEAN Federation of Engineering Organisations 2013/CAFEO) 11-14 November, ia mengatakan, jika dibandingkan dengan sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia, posisinya sudah 397 insinyur per 1 juta penduduk dan Korea 800 insinyur per 1 juta penduduk.
"Mirisnya lagi adalah minat para siswa lulusan sekolah lanjutan atau SMU untuk meneruskan ke pendidikan tinggi sampai menjadi insinyur kelihatan sekali menurun. Kita hanya punya 11 persen atau 1,05 juta dari total sarjana yang ada," katanya.
Dia mengatakan, idealnya 20 persen dari seluruh sarjana adalah insinyur. Ia membandingkan, di Malaysia saja, rasio antara insinyur dan seluruh sarjana lulusan perguruan tinggi mencapai 50 persen. "Malaysia sekarang punya 13 juta sarjana teknik dari total 27 juta penduduknya," kata Boby.
Ia menjelaskan, berdasarkan sebuah kajian, Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi dan populasi hingga 2015 membutuhkan sedikitnya tambahan 129.500 insinyur per tahun. Sementara pada 2015 sampai 2030, Indonesia memerlukan sedikitnya 175.000 insinyur untuk mendorong industri dan kawasan ekonomi khusus.
Mengutip pernyataan Menko Perekonomian Hatta Rajasa, ia mengatakan, "Jangan sampai insinyur asing yang masuk dan mengolah sumber daya alam kita. Tidak boleh terjadi."

Ia juga menyebut, Indonesia harus sedikitnya menambah 175.000 sarjana teknik per tahun pada 2025 jika ingin mencapai pendapatan domestik bruto (PDB) per kapita 20.600-25.900 dollar AS.
"Indonesia harus melakukan sejumlah terobosan, mulai dari pemberian beasiswa besar-besaran untuk menjadi insinyur hingga pembenahan di sektor regulasinya. Bukankah anggaran pendidikan sudah 20 persen dari APBN?" katanya.
Kemudian, tambahnya, Indonesia juga perlu segera memiliki undang-undang (UU) tentang insinyur sebab jika tidak, maka para insinyur Indonesia tidak memiliki standar internasional dan kualifikasi yang jelas sehingga tidak bisa bersaing secara global.
"Sekadar catatan, di antara 10 negara anggota ASEAN, hanya tiga negara yang belum memiliki UU insinyur, yakni Indonesia, Laos, dan Myanmar. Tetapi, Myanmar dilaporkan akhir bulan ini sudah akan memiliki UU-nya. Jadi, tinggal Indonesia dan Laos yang belum jelas," katanya.
Jika pada pasar bebas ASEAN, tegasnya, Indonesia belum juga memiliki UU insinyur, pasar Indonesia akan bisa dengan bebas dimasuki oleh insinyur asing dengan kualifikasi internasional, sedangkan insinyur Indonesia tidak bisa merambah ke negara lain.
                                                                GENEVA, KOMPAS.com —
Satu berlian jingga yang langka dan diketahui sebagai permata terbesar di dunia untuk jenisnya terjual dengan harga yang memecahkan rekor, yaitu sebesar 35,5 juta dollar AS pada saat lelang di Geneva, Selasa (12/11/2013) waktu setempat.
   
"Ini merupakan harga rekor dunia untuk sebuah berlian jingga, harga rekor dunia juga untuk setiap karat berlian berwarna," kata rumah lelang Christie.


"Harga yang hebat, sangat bagus," tambahnya.


Membayar berlian itu seperti layaknya membeli karya lukisan Picasso atau Van Gogh. Harga per karatnya mencapai 2,4 juta dollar AS, mengalahkan penjualan berlian sebelumnya seharga 2,15 juta dollar AS per karat untuk berlian merah muda menyala yang terjual di Hongkong tahun 2009.

"Kembali ke aula, 29 juta franc, 23 juta euro. Terjual!" kata juru lelang Christie tentang permata berbentuk seperti buah almond di tengah aula lelang pada sebuah hotel mewah yang dipenuhi sekitar 200 orang.

Harga keseluruhan nantinya masih harus ditambah pajak dan komisi sebesar 4,04 juta dollar AS.

Pria yang memenangkan lelang segera berdiri dan meninggalkan ruang yang gemuruh oleh tepuk tangan. Christie tidak mengungkapkan jati diri si pembeli.

Permata berwarna jingga tua itu ditemukan di Afrika Selatan, berbobot 14,82 karat dan mendapat peringkat tertinggi dalam kelas berlian berwarna menyala dari Institut Batu Permata Amerika (GIA).

Berlian jingga murni yang juga dikenal dengan sebutan "berlian api" sangat jarang dikenal hanya sedikit yang dilelang, dan biasanya tidak lebih dari enam karat. "Memiliki sebutir yang berukuran lebih dari 14 karat adalah perkecualian," kata direktur perhiasan internasional Christie, David Warren, kepada AFP.

Pada 1990, sebutir berlian berwarna kuning jingga dengan ukuran 4,77 karat terjual seharga 3,92 juta dollar AS dan pada 1997 berlian berwarna jingga labu menyala dengan bobot 5,54 karat laku seharga 1,32 juta dollar AS.
   
Christie semula memperkirakan "Si Jingga" itu bakal terjual antara 17-20 juta dollar AS.
Awas, Pemerintah Rancang Aturan Pemblokiran Website!


Entah mengapa pemerintah Indonesia begitu bernafsu membuat aturan pemblokiran di internet. Saat ini, misalnya, pemerintah sedang mempersiapkan Rancangan Peraturan Menteri (RPM) Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tentang Pengendalian situs Internet Bermuatan Negatif. Draft RPM itu begitu represif dan berpotensi memberangus hak warga negara untuk berekspresi, mengakses informasi dan pengetahuan.